Sabtu, 08 Januari 2011

Kritik dan Saran dari pembaca

Pekanbaru,

Kami dari redaksi Asosiasi Walet Pekanbaru meminta kritik dan sarannya dari para pembaca demi untuk kemajuan blog ini dan juga untuk Asosiasi Walet Pekanbaru ini sendiri.

Blog ini kami buat guna untuk menampung aspirasi, komentar dan dukungan dari para pengusaha walet di kota Pekanbaru khususnya dan dimana saja.

Bila ingin berbagi cerita yang berhubungan dengan penangkaran walet silahkan email ke kami disini

asosiasiwalet.pekanbaru@gmail.com
asosiasiwaletpekanbaru@yahoo.co.id
tjoahaiming_ina@yahoo.co.id
Selengkapnya...

Jumat, 07 Januari 2011

Berita Terkini

DPRD Tetapkan Pajak Penangkaran Walet 10 Persen
Dipostingkan tanggal 04 January 2011 19:58:00 oleh Indriani
Pekanbaru, 4/1 (ANTARA) - Ketua Pansus Walet DPRD Pekanbaru Herwan Nasri mengatakan pihaknya akan menetapkan pajak sebesar 10 persen untuk usaha penangkaran burung walet.

"Rencananya usaha penangkaran walet tersebut akan dikenakan pajak sebesar 10 persen dari 
penghasilan. Dari penghasilan, bukan dari laba bersih," kata Herwan di Pekanbaru, Selasa.


Ia melihat penangkaran burung walet berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Pekanbaru, bahkan ke depan DPRD akan membuatkan peraturan daerah sebagai payung hukum pajak tersebut.

Disinggung banyaknya lokasi penangkaran yang berada di tengah kota, ia mengatakan hal ini hanya berlaku hingga 2012.

"Izin untuk usaha walet di dalam kota sampai 2012, setelah itu tidak ada izin lagi. Jika ada radiusnya harus 100 meter persegi dari permukiman masyarakat. Jadi semua bakal diatur dalam bentuk peraturan daerah," katanya.

Penasihat Asosiasi Pengusaha Walet Indonesia (Aspewal) Pekanbaru Irwan Susanto Patra mengaku keberatan dengan rencana penetapan pajak sebesar 10 persen tersebut.

"Kami meminta pengurangan besaran pajak dari 10 persen menjadi lima persen. Tetapi kalau harus tetap 10 persen, kami akan tetap membayarnya," katanya.

Ia mengatakan terdapat 220 pengusaha walet di Pekanbaru yang terdaftar di organisasi ini. "Pada dasarnya kami setuju dibuatkan peraturan daerah, apalagi untuk pemasukan PAD. Kami akan taat jika jelas payung hukumnya," katanya.

Salah seorang pengusaha walet Leo mengatakan untuk membuat usaha penangkaran walet memerlukan dana besar.

Menurut dia untuk membuat bangunan rumah toko (ruko) sarang burung walet serta tata ruangnya bisa mencapai Rp400 juta, padahal tiga sampai lima tahun belum tentu ada hasil.

"Ini hitungan spekulatif. Karena itu kalau disebut pegusaha walet adalah orang berduit, itu tidak pas, karena kebanyakan dari anggota meminjam uang dari bank untuk mengembangkan usaha," katanya.

Menurut dia menjadi pengusaha walet tidak selamanya untung, bahkan 80 persen usaha walet gagal akibat faktor alam.
 

Dikutip dari antara News dengan sedikit perubahan kesalahan nama Selengkapnya...

Kamis, 06 Januari 2011

ASPEWAL Berganti Nama

Pada tanggal 05 Januari 2011 telah diadakan rapat yang membahas tentang ranperda pajak sarang burung sebesar 10 % oleh DPRD Kota Pekanbaru saat rapat pada tanggal 04 Januari 2011. Hasil keputusan rapat tersebut kami dari Asosiasi Pengusaha Walet Indonesia diberi waktu sampai hari Jumat tanggal 07 Januari 2011 untuk memberikan jawaban atas ranperda tersebut.

Maka pada hari berikutnya kami menyelenggarakan rapat anggota Asosiasi Pengusaha Walet Indonesia yang membuahkan hasil :
  1. Para pengusaha penangkaran walet memohon agar pajak sarang burung walet yang akan di tuangkan kedalam ranperda adalah sebesar 5 % dan dapat dievaluasi kembali setiap 3 (tiga) tahun sekali.
  2. Pemberlakuan izin penangkaran walet yang hanya diberikan sampai tahun 2012. Anggota juga memohon agar perda nomor 03 tahun 2007 tersebut dapat dievaluasi kembali.
  3. Pergantian kepengurusan ASOSIASI PENGUSAHA WALET INDONESIA yang dulunya diketuai oleh H. Yoesrizal, MBA sekarang diketuai oleh Irwan Susanto Patra dan jajaran pengurus yang baru.
  4. Penggantian nama ASOSIASI PENGUSAHA WALET INDONESIA KOTA PEKANBARU menjadi ASOSIASI WALET PEKANBARU, logo aspewal yang lama juga berubah tapi tidak semua.

Para anggota berharap Asosiasi Walet Pekanbaru dan kepengurusannya yang baru dapat bekerja dengan lebih baik, serta dapat memajukan Asosiasi Walet Pekanbaru ini menuju ke arah yang lebih baik lagi.


(Red) Asosiasi Walet Pekanbaru  Selengkapnya...

Suka Duka Pengusaha Walet

Sarang Burung Walet, Mempunyai sebuah harga jual yang cukup menggiurkan hal ini membuat semua orang ingin menjadi pengusaha penangkaran walet. Akan tetapi Burung Walet ini adalah termasuk satwa liar yang tidak dapat diternakkan, semua mengenai walet ini datang dan pergi secara alamiah.

Pernah dikisahkan oleh salah satu anggota dari Asosiasi Walet Pekanbaru.

Beliau tergiur dengan hasil penjualan sarang walet yang diceritakan beberapa temannya yang sudah membuat penangkaran walet. Akhirnya beliau memutuskan untuk mengubah rumah tempat tinggalnya yang berjenis ruko 3 lantai menjadi sebuah tempat penangkaran walet dengan modal pinjaman dari salah satu Bank Swasta di negeri ini, lumayan modal yang dikeluarkan bukanlah sedikit untuk mengubah ruko ini menjadi sebuah penangkaran walet. Akhirnya setelah 2 bulan pengerjaan renovasi tersebut penangkaran ini mulai beroperasi dengan suara dari mesin walet yang cukup mahal harganya. Warga sekitar mulai mendengar suara dari burung walet ini. Ada yang komplain karena mengganggu dan ada juga merasa senang karena daerah ini jadi tidak sunyi lagi dimalam hari.
Dari beberapa warga sekitar mereka berpikir wahhhhhhh ...... suara burung waletnya ramai dan mereka berpikir ini pasti berhasil memanggil para burung untuk berkumpul di tempat penangkaran ini. Karena jika ini berhasil warga sekitar tidak takut tidak ada pekerjaan, karena dari penangkaran ini pasti bisa menjadi lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Satu tahun berlalu, ternyata setelah ditunggu - tunggu belum juga seekor burung pun yang datang sampai - sampai kotoran burung pun tidak ada yang berserakkan dilantai beralaskan plastik - plastik berwarna hitam.
Warga sekitar sedikit kecewa, bahkan pemilik pun sangat kecewa. Maka beliau menggunakan berbagai cara untuk membuat penangkaran walet ini berhasil. Sampai mengundang juru kunci burung, paranormal dan membeli berbagai macam alat ataupun jimat - jimat yang diperlukan dengan harga yang wahhhhhhh super mahal. Alhasil Setelah 3 tahun berlalu, belum juga ada hasil dari penangkaran tersebut. Pemilik sudah kewalahan membanyar bunga Bank yang cukup tinggi akibat pinjaman yang besar.

Akhirnya sang pemilik sadar bahwa " Penangkaran Burung Walet ini adalah rezeki dari TYME, tidak bisa kita pastikan bahwa Sang Burung pasti akan merasakan enak dan nyaman hidup di penangkaran ini". Pemilik memutuskan untuk menjual ruko beserta isi didalamnya dengan harga yang cukup murah, guna membayar hutang ke Bank Swasta yang tadinya memberikan pinjaman kepadanya.

Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa segala sesuatu yang alamiah itu tidak bisa dengan membalikkan telapak tangan bisa kita dapatkan. Banyak dari kita berpikir " Wah punya ruko walet pasti bisa makmur" Eiiiiiit belum tentu, jika Sang Burung Masuk dan memuntahkan liurnya untuk membuat sarang dan betah tinggal ditempat yang bukan seharusnya burung itu tinggal, mungkin dia akan berhasil dan menjadi pengusaha yang makmur. Tapi jika sang burung datang dan cuman jalan - jalan pun belum bisa dikatakan berhasil, itu tandanya sang burung sedang mensurvei lokasi apakah tempat ini layak untuk keluarganya tinggal dan berkembang biak !"

" Jangan kita tergiur dengan hasil yang nanti kita dapatkan, tetapi bolehlah untuk mencoba dan jangan ada mencamkan punya penangkaran walet saya akan kaya raya"

(red)
Selengkapnya...

Jenis Burung Walet

Walet sarang-hitam (Collocalia maxima) adalah sejenis burung anggota suku Apodidae. Walet ini didapati menyebar di Brunei, Burma, Filipina, Indonesia,Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Habitat alaminya adalah di hutan-hutan hujan dan hutan pegunungan tropika. Bersama dengan walet sarang-putih (C. fuciphaga), walet sarang-hitam merupakan penghasil penting sarang burung walet yang berharga mahal. Meskipun demikian, sarang yang dihasilkan C. maxima masih lebih rendah harganya dibandingkan C. fuciphaga, karena masih perlu dibersihkan dari bulu-bulu hitam dan kotoran lainnya.

Walet sarang putih (Collocalia fuciphaga)













Walet Sriti



















 Walet sapi (Collocalia esculenta) adalah sejenis burung anggota suku Apodidae. Burung ini menyebar luas di Australia, Brunei, Burma,Christmas Island, Filipina, India, Indonesia, Kaledonia Baru, Malaysia, Papua Nugini, Singapura, Kepulauan Solomon, Thailand, danVanuatu[1].
Walet ini berbulu hitam kebiru-biruan dengan warna mengilap. Bulu bagian bawah kelabu gelap dan bagian perut agak putih. Ekornya sedikit bercelah. Walet sapi merupakan jenis walet yang berukuran paling kecil, panjang tubuhnya hanya sekitar 10 cm. Matanya berwarna cokelat gelap, paruh hitam. Suaranya melengking tinggi.
Di Indonesia, walet jenis ini banyak ditemukan di Jawa dan Bali. Habitatnya meliputi semua ketinggian, baik di padang rumput berpohon terbuka maupun hutan.
Walet sapi terbang berkelompok, tidak beraturan. Walet ini tidak kuat terbang jauh. Biasanya terbang rendah hanya berputar-putar di dekat permukaan tanah atau sungai untuk mandi dan minum. Jika mencari makan, sering mengitari pohon-pohon besar dan tinggi yang banyak serangganya, terutama tawon kecil.
Sarangnya berbentuk tidak beraturan, terdiri dari campuran lumut dan rumput yang direkatkan dengan air liurnya. Pada celah gua yang terang, celah batu, atau sudut bangunan, walet sapi dapat bersarang. Jika bertelur biasanya hanya 2 butir. Telurnya berwarna putih dan agak lonjong. Walet sapi bersarang tidak tergantung pada musim kawin sehingga bisa bersarang sepanjang tahun.

Daerah Kota Pekanbaru ini kebanyakan adalah walet sarang putih atau Collocalia fuciphaga sebagian besar menghuni ruko serta bangunan - bangunan yang ada di kota Pekanbaru ini. Harga jual sarang putih ini cukup tinggi. Akan tetapi populasi kurang begitu banyak.



(Red) Dari sumber sumber yang ada dari internet. Selengkapnya...